Tuesday, March 27, 2012

Taubat & Doa



Sesungguhnya ALLAH Maha-Penerima Taubat & Doa..

Doa Selepas Solat.




Dengan nama ALLAH yang Maha-Pemurah lagi Maha-Penyayang.

Segala puji bagi ALLAH Tuhan pentadbir seluruh alam, selawat dan sejahtera semoga dilimpahkan ke atas junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W yang semulia-mulia persuruh-Nya, serta ke atas keluarga dan sekelian sahabat-sahabatnya.

Ya-Allah, wahai Tuhan kami, hidupkan kami dengan iman, matikan kami dalam iman, serta masukkan kami ke dalam syurga bersama-sama iman.

Ya-Allah, Ya-Tuhan kami, ampunilah segala dosa² kesalahan kami dan dosa² kesalahan kedua ibu-bapa kami, serta kasihanilah kedua ibu-bapa kami sebagaimana mereka berdua mengasihani kami semasa masih kecil.

Ya-Allah, akhirilah umur kami dengan kesudahan yang baik dan janganlah kiranya engkau akhiri umur kami dengan kesudahan yang tidak baik.

Ya-Allah, Ya-Tuhan kami, janganlah kiranya engkau pesongkan iman kami sesudah engkau kurniakan kepada kami petunjuk. Anugerahilah kami rahmat kerana sesungguhnya Engkau Maha-Pengkurnia.

Wahai Tuhan kami, kurniakanlah kepada kami kebaikan di dunia ini dan juga di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka.

Semoga ALLAH mencucuri rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad S.A.W dan ke atas seluruh keluarga dan sahabat² baginda. Dan segala puji itu tertentu bagi ALLAH, Tuhan pentadbir seluruh alam.

Sujud

Tata Cara dan Bacaan Sujud Serta Duduk Di Antara Dua Sujud


Setelah i’tidal Rasulullah SAW bertakbir dan turun bersujud. Beliau SAW memerintahkan yang demikian ini kepada orang yang tidak benar sholatnya dalam sabdanya ”Tidaklah sempurna sholat seseorang sampai ia mengucapkan ’Sami’ Allohu liman hamidah’ sampai tegak berdiri. Kemudian mengucapkan takbir, lalu bersujud sampai ruas tulang belakangnya kembali sempuran.” (HR Abu Daud dan Hakim).

Dalam hadits riwayat Abu Ya’la dan Ibnu Khuzaimah disebutkan bahwa jika hendak sujud, Nabi SAW mengucapkan takbir (dan Beliau SAW merenggangkan tangannya dari lambungnya), lalu bersujud. Sedangkan dalam riwayat Nasa’i dan Daruquthni disebutkan bahwa kadang Beliau SAW mengangkat kedua tanganya bila hendak bersujud.

A. Turun Bersujud Dengan Mendahulukan Kedua Tangan

Rasulullah SAW meletakkan kedua tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya. Beliaupun memerintahkan sahabatnya melakukan hal demikian ”Apabila seseorang dari kalian hendak bersujud, hendaknya tidak melakukannya seperti duduknya unta. Tetapi hendaknya meletakkan tangannya sebelum meletakkan kedua lututnya.” (HR Abu Daud dan Nasa’i).

Beliau SAW bersabda, ”Sesungguhnya kedua tangan turut bersujud sebagaimana sujudnya wajah. Apabila seseorang dari kalian meletakkan wajahnya diatas tanah, maka hendaklah meletakkan juga kedua tangannya. Apabila mengangkat wajahnya maka hendaknya mengangkat juga kedua tangannya.” (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Siraj).

Dalam bersujud Beliau meletakkan telapak tangannya, mengembangkannya, serta
mengarahkannya ke arah kiblat. Beliau meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, dan terkadang sejajar dengan kedua telinganya.

Dalam hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad disebutkan bahwa Nabi SAW menekan hidung dan dahinya ke tanah. Beliau berkata kepada orang yang sholatnya tidak benar ”Jika engkau bersujud maka lakukanlah dengan menekan.”

Dalam riwayat lain disebutkan ”Bila engkau bersujud, maka lakukanlah dengan cara menekan wajah dan kedua tanganmu sampai seluruh ruas tulangmu kembali ke tempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah.)

Beliau bersabda, ”Tidak sah sholat seseorang yang hidungnya tidak menyentuh tanah sebagai mana halnya dahinya.” (HR Daruquthni, Thabrani dan Abu Na’im).

Beliau menekan kedua lututnya dan ujung kedua telapak kakinya. Menghadapkan ujung jarinya ke arah kiblat, merapatkan tumitnya dan menegakkan telapak kakinya. Beliau pun menyuruh berbuat demikian.

Inilah tujuh anggota yang dipergunakan Nabi SAW untuk bersujud, yaitu dua telapak tangan, dua lutut, dua kaki, dahi dan hidung. Rasulullah SAW menjadikan dua anggota terakhir (dahi dan hidung) menjadi satu dalam sujud. Beliau SAW bersabda ”Aku perintahkan untuk bersujud, (dalam riwayat lain disebutkan : Kami diperintahkan untuk bersujud dengan menggunakan 7 anggota badan) yaitu dahi, (dan menunjuk hidungnya dengan tangan) serta kedua tangan, (Dalam lafal lain disebutkan : Dua telapak tangan, dua lutut, ujung kedua telapak kaki, dan kami tidak boleh menyibak baju dan rambut).” (HR Bukhari dan Muslim).

Beliau bersabda ”Apabila seorang hamba bersujud, hendaklah menyertakan 7 anggota badan (wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki).” (HR Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban).

Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi SAW berkomentar terhadap orang yang sholat sedangkan rambutnya diikat dari belakang, ”Orang yang sholatnya seperti itu sama halnya dengan orang yang sholat menggelung rambunya.” Beliau juga bersabda ”Yang demikain ini menjadi tempat duduk setan.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Rasulullah SAW tidak membentangkan kedua lengannya, akan tetapi Beliau SAW mengangkat kedua lengannya, menjauhkan dari sisinya sehingga tampak bulu ketiak putihnya dari belakang. Apabila seekor anak domba menerobos di bawah lengannya, tentu dengan mudah dapat melewatinya.

Beliau SAW melebarkan lengannya sehingga seorang sahabatnya berkata ”Mungkin kami bisa menerobos di bawah ketiaknya, saking lebarnya jarak antara lengan dan lambungnya dalam bersujud.” Demikian yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah. Beliau SAW memerintahkan melakukan hal itu dalam sabdanya ”Apabila engkau bersujud, letakkanlah tanganmu dan angkatlah kedua sikumu.” (HR Muslim dan Abu Uwanah).

”Bersujudlah kamu dengan lurus dan janganlah membentangkan kedua lenganmu seperti
membentangkannya (dalam lafal lain disebutkan : Seperti anjing membentangkan kakinya).” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

”Janganlah seseorang dari kalian membentangkan kedua lengannya seperti anjing
membentangkan kakinya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

”Janganlah kamu membentangkan kedua lenganmu (seperti binatang). Tetapi tegakkanlah lengamu dan jauhkanlah dari lambungmu. Karena bila engkau melakukan seperti itu maka setiap anggota badan ikut bersujud denganmu.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim)

B. Kewajiban Thumuninah Dalam Sujud

Rasulullah SAW selalu memerintahkan agar menyempurnakan ruku dan sujud. Orang yang tidak melakukannya diperumpamakan seperti orang yang lapar. Ia memakan satu atau dua butir kurma yang tidak mengenyangkan sama sekali. Beliau SAW bersabda ”Orang yang demikian itu adalah pencuri yang paling buruk.”

Beliau SAW menyatakan tidak sah sholat orang yang ruku dan sujudnya tidak lurus, sebagaimana yang telah diuraikan pada bab Ruku.

C. Doa-doa Sujud

Dalam sujudnya Rasulullah SAW membaca beberapa zikir dan doa yang berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut:

1. سبحان ربي اللأعلي ”Subhana rabbiyal a’la” (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi”), tiga kali atau lebih. Pernah dalam sholat malam Rasulullah SAW mengucapkan berulang-ulang sehingga lama sujudnya hampir sama dengan berdirinya. Padahal dalam berdirinya Beliau SAW membaca 3 surat yang panjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali Imran), diselingi dengan bacaan doa dan istighfar sebagaimana yang dijelaskan dalam sholat lail (malam, tahajjud)

2. سبحان ربي الأعلي وبحمده ”Subhaana rabbiyal a’la wabihamdih.” (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi dan segalapuji bagiNya”).

3. سبوح قدوس رب الملائكة والروح ”Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati warruuhu.” (”Mahasuci dan Mahakudus, Tuhan malaikat dan ruh).

4. سبحانك اللهم ربنا وبحمدك ، اللهم اغفر لي ”Subhaanaka Allohumma rabbanaa wabihamdika Allohummaghfirlii.” (”Mahasuci Engkau Wahai Allah, Tuhan kami, dan dengan memujiMu wahai Tuhan, ampunilah aku”). (HR Bukhari dan Muslim). Bacaan ini banyak Beliau SAW baca pada saat ruku dan sujudnya sebagaimana yang diperintahkan al-Qur’an.

5. Dan lain-lain.

D. Larangan Membaca Al-Qur’an Ketika Sujud

Rasulullah SAW melarang membaca al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun Beliau SAW menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanayk doa waktu sujud sebagaimana diterangkan dalam bab Ruku.

Rasulullah SAW bersabda ”Seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang sujud maka perbanyaklah doa (dalam sujud).” (HR Muslim, Abu Uwanah dan Baihaqi).

E. Melamakan Sujud

Lama Rasulullah SAW melakukan sujud adalah hampir sama dengan lama Beliau SAW melakukan ruku. Bahkan lebih lama lagi jika Beliau SAW sedang menghadapi masalah yang sulit sebagaimana dikatakan oleh sahabat Beliau ” Rasulullah SAW keluar menemui pada waktu sholat Dhuhur atau Ashar. Ketika itu Beliau menggendong Hasan dan Husen. Rasulullah SAW maju lalu meletakkan gendongannya disebelah kanannya. Kemudian bertakbir untuk melakukan sholat, lalu
sujud dalam sholatnya itu. Beliau SAW bersujud lama sekali.” Perawi berkata ”Aku mengangkat kepalaku diantara orang banyak. Tapi ternyata anak kecil itu berada diatas punggung Beliau, padahal Beliau sedang sujud. Kemudian aku kembali sujud. Ketika Rasulullah SAW selesai melakukan sholat, orang-orang bertanya ”Wahai Rasulullah engkau melakukan sujud dalam sholatmu ini lama sekali sehingga kami mengira bahwa telah terjadi sesuatu atau engkau sedang menerima wahyu.” Beliau bersabda ”Semua itu tidak terjadi tetapi cucuku ini naik diatas punggungku dan aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas dengan keinginannya.”

F. Keutamaan Sujud

Rasulullah SAW bersabda ”Tidak ada seorang pun dari umatku kecuali aku mengenalnya pada hari kiamat kelak.” Para sahabat bertanya ”Wahai Rasulullah bagaimana Anda mengenal mereka padahal mereka berada diantara banyak makhluk?” Beliau bersabda ”Bagaimana pendapatmu jika diantara kumpulan kuda yang berwarna hitam terdapat seekor kuda yang berwarna putih di dahinya dan pada kaki-kakinya” Bukankah engkau dapat mengenalinya?” Jawab mereka ”Ya.”
Beliau bersabda ”Sesungguhnya pada hari itu umatku memancarkan cahaya putih dari wajahnya yang bekas sujud dan cahaya putih di wajah, tangan dan kaki yang bekas wudhu.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Beliau SAW juga bersabda ”Jika Alloh ingin memberikan rahmat kepada ahli neraka maka Alloh memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan mereka yang menyembah Alloh lalu malaikat mengeluarkan mereka. Mereka dikenal karena ada bekas sujud pada wajahnya dan Alloh mengharamkan neraka untuk memakan tanda bekas sujud sehingga mereka dikeluarkan dari neraka. Semua anggota anak Adam akan dimakan oleh api neraka kecuali tanda bekas sujud.” (HR Bukhari & Muslim).

G. Sujud Diatas Tanah Dan Tikar

Rasulullah SAW biasa sujud diatas tanah karena masjid Beliau tidak beralaskan tikar atau lainnya. Banyak hadits yang menerangkan hal ini diantaranya hadist Abu Said al-Khudri. Dalam hadits riwayat Muslim dan Abu Uwanah disebutkan bahwa para sahabat melakukan sholat berjamaah bersama Beliau ketika cuaca sangat panas. Jika diantara mereka ada yang tidak sanggup menempelkan dahinya ke tanah, maka dia membentangkan kainnya dan sujud diatas kain tersebut.

Rasulullah SAW bersabda ”Bumi seluruhnya telah dijadikan sebagai masjid dan alat untuk bersuci (tayamum) bagiku dan seluruh umatku. Untuk itu dimana saja seseorang dari umatku menemui waktu sholat maka disitulah masjidnya dan alat bersucinya. Sebelumku mereka tidak dapat melakukan demikain karena meraka sholat di gereja-gereja dan kuil-kuil.” (HR Ahmad dan Baihaqi).

Terkadang Beliau SAW melaksanakan sholat diatas tanah yang becek. Hal ini pernah terjadi pada pagi hari tanggal 12 Ramadhan ketika turun hujan dan halaman masjid tergenang air sedangkan atapnya terbuat dari pelepah kurma. Sehingga Rasulullah SAW terpaksa sujud diatas tanah yang becek.

Abu Sa’id al-Khudri dalam riwayat Bukhari dan Muslim berkata ”Saya melihat Rasulullah dan dikening serta hidung Beliau terlihat bekas lumpur.”
Sementara itu dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa kadang Rasulullah SAW sholat diatas khumrah (tikar atau anyaman selebar sapu tangan) atau diatas tikar kecil. Nabi SAW pernah sujud diatas tikar yang sudah hitam karena sudah lama dipakai.

H. Bangkit Dari Sujud (I’tidal)

Rasulullah SAW mengangkat kepalanya dari sujud (i’tidal) seraya mengucapkan takbir. Beliau SAW memerintahkan orang yang salah dalam sholatnya untuk melakukan yang demikian, ”Tidak sempurna sholat seseorang hinga sujud sampai tulang punggungnya tenang, kemudian mengucapkan Allhu Akbar. Lalu bangkit dari sujud sehingga duduk dengan tegak.” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Terkadang Beliau SAW mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan takbir. Kemudian membentangkan kaki kiri dan duduk diatas telapaknya dengan tenang. Beliau SAW juga menyuruh orang yang salah dalam sholatnya untuk melakukannya dan Beliau bersabda kepada orang itu ”Jika kamu bersujud maka hendaknya kamu menekan. Apabila bangkit dari sujud (i’tidal) maka duduklah diatas betis kirimu.” (HR Bukhari dan Baihaqi).

Beliau SAW menegakkan kaki kanannya dan menghadapkan jari-jari kanannya ke arah kiblat.

I. Thumuninah Ketika Duduk Diantara Dua Sujud

Terkadang Rasulullah SAW duduk dengan menegakkan telapak kaki dan tumit kedua kakinya. Rasulullah SAW melakukan duduk diantara dua sujud dengan thumuninah sehingga tulang belakangnya rata dan mapan. Beliau SAW juga menyuruh orang yang salah dalam sholatnya untuk melakukan hal itu. Beliau SAW bersabda ”Tidak sempurna sholat seseorang diantara kamu sehingga dia melakukan yang demikian.” (HR Abu Daud dan Hakim).

Beliau SAW melamakan duduknya sehingga hampir sama dengan sujudnya. Demikian yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Terkadang Beliau SAW diam lama sampai ada yang mengatakan ”Beliau telah lupa.”

J. Doa Ketika Duduk Diantara Dua Sujud

Ketika duduk diantara dua sujud Rasulullah SAW membaca doa sebagai berikut :

1. ”Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii, wahdinii, wa’aanifinii, warzuqnii.” (”Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat dan berilah rizki.” (HR Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

2. ”Rabbighfirlii rabbighfirlii.” (Wahai Tuhan, ampunilah aku, ampunilah aku”)

Beliau kadang membaca kedua doa tersebut ketika sholat malam. Kemudian Beliau bertakbir dan sujud yang kedua kalinya.

Beliau menyuruh orang yang salah dalam sholatnya untuk melakukan yang demikian. Beliau SAW mengatakan kepadanya setelah menyuruhnya untuk melakukan thuma’ninah ketika duduk di antara dua sujud ”Kemudian hendaknya kamu mengucapkan Allahu Akbar. Lalu sujud sehingga ruas-ruas tulang punggungmu rata atau mapan. Kemudian melakukan hal itu dalam semua sholat kamu.” (HR Abu Daud dan Hakim).

Nabi SAW kadang mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan takbir. Beliau SAW melakukan sujud kedua sebagaimana sujud pertama kemudian bangkit sambil mengucapkan takbir.

Beliau SAW menyuruh melakukan itu kepada orang yang salah dalam sholatnya sebagaimana perkataan Beliau kepada orang tersebut setelah menyuruhnya untuk melakukan sujud yang kedua. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir. Beliau mengatakan kepadanya ”Kemudian lakukanlah hal itu dalam setiap ruku dan sujud. Jika kamu melakukannya maka sempurnalah sholatmu. Tapi jika kamu menguranginya sedikit saja dari hal itu maka kamu telah mengurangi sholatmu.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Setelah itu Beliau SAW duduk tegak. Yaitu duduk diatas telapak kaki kirinya dengan tegak sampai setiap ruas tulang punggungnya mapan. Kemudian Nabi SAW bangkit ke rakaat kedua dengan tangan bertumpu ke tanah. Demikian diriwayatkan Bukhari dan Syafi’i.

Menurut riwayat Abu Ishaq dan Bihaqi Nabi SAW bertumpu pada kedua tangannya jika berdiri ke rakaat berikutnya. Lalu ketika berdiri pada rakaat kedua, Beliau SAW mengawali bacaan dengan alhamdulillah tanpa diam lebih dahulu. Demikian menurut Muslim dan Abu Uwanah. Pada rakaat kedua ini Nabi SAW melakukan seperti yang Beliau SAW lakukan pada rakaat pertama, hanya saja bacaannya lebih pendek.

Nabi SAW telah memerintahkan orang yang sholatnya salah untuk membaca al-Faatihah pada setiap rakaat sebagaimana sabda Beliau kepada orang tersebut setelah membaca al-Faatihah pada rakaat pertama, ”Kemudian lakukanlah seperti itu pada seluruh sholatmu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan ”Pada setiap rakaat dalam sholatmu.” (HR. Ahmad). Dalam riwayat lain Beliau SAW bersabda ”Pada setiap rakaat ada bacaan (al-Faatihah).” (HR Ibnu Majah dan Ibu Hibban).

Foundation of Islam


Foundation of Islam

Muslims believe in One God -- ALLAH Subhana Wa Ta'ala -- and that the Prophet Muhammad Salla Allahu 'Alaihi Wassalaam is the seal of all Prophets. In addition, there are five Pillars of Islam and the six Articles of Faith. Together, these things comprise the foundation of what it is to be Muslim.


The Basics of Prayer

The second Pillar of Islam is prayer. There are two types of prayer that a Muslim may engage in: Du'ah and Salaah (or Namaz). Du'ah is a form of supplication that can be offered at any time and any place, and Salaah/Namaz has come to be known as the five daily ritual prayers.

Preparations

Certain requirements must be met before engaging in prayer. These requirements are summarized in the following list:

Attire.
Worshipers must cover the parts of the body detailed in the Qur’an with clean, opaque garments. For men, the navel to the knees are to be hidden (although it is recommended that he cover his chest, shoulders, arms, and legs as well). Women are to cover their entire bodies, save for the hands and the face.

Cleanliness.
All worshipers must be clean before engaging in prayer. Ablution must be performed before each salah (or maintained from a previous salaah – see Qur’an 4:43 for what nullifies ablution). Three types of ablution exist (Qur’an 5:6):

Wud'u – the washing of the hands, mouth, inside of the nose, face, forearms (up to the elbows), wipe the head, ears, neck, and wash the feet.

Ghusl, or Full Ablution – complete bath of the whole body performed after a major impurity (such as intercourse or menstration).

Tayammum – dry ablution can be performed using ‘clean’ dirt in place of water – especially if water is unavailable or scarce.

Place.
Worship must be conducted in a clean and reasonably quite place. There should be nothing of distraction in front of the worshiper (such as pictures or statues).

Time.
Each of the daily prayers start at specific times. Use one of the many online-prayer time programs or check with your local Mosque for details. The table below will give you a general idea of when each prayer starts.

The Adhan.
Just before prayer, the Adhan – the Muslim call to prayer – is recited aloud. After the Adhan, once all Muslims are standing in attendance, theIqamah is recited (which is similar to the Adhan). There is a variation of the Adhan for the Fajr prayer as well.

Five Daily Prayers

The ritual prayer is made up of a series of movements that are grouped together into a rakaah. The plural form, rakaat denotes the full Fard or Sunnah prayer (Fard refers to what is obligatory and Sunnah refers to what is optional). Much of what prayer consists of is based on what the Prophet (peace be upon him) taught us, rather than what is directly revealed in the Holy Qur’an. See the chart below which details each prayer, its time of day, and number of rak’aah.


Before Prayer

Face the Qiblah. The Qiblah is the direction of the Kaba in Mecca.
Niyah. There is no special wording for Niyah, or the ‘intent”, because it derives from the heart of the believer. It serves as an anchor for the worshiper – preparing his or her heart for the Salaat.
Takbirat-ul Ihram. Prayer starts by raising the hands to the ears (for men) or the chest (for women) and saying “Allahu’Akbar”

Rakaah

All prayers follow the same general movements. Differences have been noted where necessary. Keep in mind that some scholars have interpreted certain aspects of prayer different than others. The way a Muslim sits, holds his or her hands, or says certain prayers may vary from one school to another. All major movements involving prayer are mentioned in the Qur’an, but as the finer details of Salaat have been left out of the Qur’an, we must remember the full spirit of prayer and not dwell on the slight differences here and there. Also, each recitation of the Holy Qur’an should be done in Arabic, while supplications can be done in Arabic (preferred) or in the native language of the believer. This is especially true for new Muslims.

Stand straight. It is permissible to sit or lay on one’s side if unable to stand. (3:39, 39:9)
Qiyam. Position the hands in the following manner:
Men: right over left (with the right hand over the left wrist), below the navel. Some schools position the hands higher.
Women: right over left, on the chest or slightly above.
Some Muslims keep their hands by their sides.
Recite Opening Supplication. The wording of this supplication may differ from school to school. One version is here.
Recite Al-Fatiha. Al-Fatiha is the first Surah in the Holy Qur’an. It is to be recited in every Rakaah. During the first two rakaat of Fajr, Maghrib, and Isha, recite this in a loud voice. Otherwise, it should be recited silently to oneself.
Recite another Surah. Another Surah should be recited during the first and second rakaah, but not the third and fourth, where applicable.
Ruk'u. Say “Allahu’Akbar” and bow forward with your back straight – parallel to the floor, and place your hands on your knees. While in Ruk'u, say: “ Subhaana Rabbiy al-‘Azheem” three times (2:43, 3:43, 9:112, 22:26,77).
Qaumah. Stand and say “ Sami‘a-llaahu liman hamidah” followed by, “ Rabbanaa wa laka-l-hamd”
Sujud . This is the prostration position. Say “Allahu’Akbar” and place your hands on your knees, lowering yourself slowly into a kneeling position. Touch your forehead and palms to ground (but not elbows) and bend your toes so that the tops of the feet face the Qiblah. Seven points of your body should be on the ground (each hand, foot, and knee and the forehead). Say: “ Subhaana Rabbiy al-A‘laa” three times (2:43, 3:43, 9:112, 22:26,77).
Qa'dah. Sit up, so that your heels are under your body and say, “Allahu’Akbar”
Sujud. Repeat the sujud position once again.
This almost completes one rakaah. Depending on the particular prayer (see the table above), and the number of rakaah that you are on, you will either sit for additional supplications, or stand to do another full rakaah:

Always stand after the second sujud in the first rakaah. Say: “Allahu’Akbar”.
Always sit after the second sujud in the second rakaah. Say: “Allahu’Akbar” and recite the first part of the Tashahhud. While reciting La-Ilaha, you could make a ring with the thumb and the middle finger of the right hand, and keeping the other fingers closed, raise the forefinger to point up to the sky, and drop it at ill-Allah). Stand for a third rakaah (if applicable), and say: “Allahu’Akbar”.
Always stand after the second sujud in the third rakaah unless you are praying Maghrib Fard or Witr prayer.
Always sit after the second sujud in the fourth rakaah. Say: “Allahu’Akbar” and recite the first part of the Tashahhud. While reciting La-Ilaha, one could make a ring with the thumb and the middle finger of the right hand, and keeping the other fingers closed, raise the forefinger to point up to the sky, and drop it at ill-Allah.
On the last rakaah, (two for Fajr, four for Dhuhr, four for Asr, three for Maghrib, and four for Isha) complete the prayer with:

While still sitting, recite the second part of the Tashahhud.
Recite an additional Du’ah.
Finish the prayer with Tasleem. Turn your head to the right and say: "As salamu alaikum wa rahmat-ullah" and then to the left, "As salamu alaikum wa rahmat-ullah".
After Prayer

After prayer is complete, that is, all Fard and Sunnah have been prayed for a given time, the worshiper may offer additional supplications and du’ahs.


Special Prayers

Tahajjud – these are late night prayers, also called Qiyam-ul-Layl, or "the night vigil". Tahajjud literally means “to struggle to rid oneself of sleep” (Ibn Abidin, Radd al-Muhtar, quoting Ibn Amir Haajj’s Halba). They can be prayed individually or in congregation (as the Prophet (saw) did both). This prayer may be started any time after Isha, but before the time for Fajr. It is preferable to perform it in the middle third of the night. Qiyam-ul-Layl can contain any number of rakaat, but the Prophet (saw) was reported to have prayed no less than two and no more than eleven at any given time (Hadith reported by al-Bukhaari, Muslim and others). (32:16-17, 51:17, 17:78-79, 73:6-7, 3:17, 25:63-64, 39:9).

Tarawih - Tarawih prayers are done during Ramadan. One who observes the Tarawih salaah at night during Ramadan with complete faith and devotion only for the sake of the recompense of the hearafter, will have all of his previous sins forgiven by Allah. (Hadith reported by al-Bukhaari and Muslim). Tarawih consists of twenty Rakaah to be prayed in sets of two or four.

Witr - Witr, meaning "odd number", is a three rakaah prayer offered in the night after Isha but before Fajr. Allah's Apostle offered Witr prayer at different nights at various hours extending (from the 'Isha' prayer) up to the last hour of the night. (Hadith reported by al-Bukhaari). During the Witr prayer, the Qunut should be recited in the third rakaah, after al-Fatiha. Before reciting the Qunut prayer, raise the hands to the ears (for men) or the chest (for women) and say“Allahu’Akbar”.

Adhan

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Ash-hadu alla ilaha illa-llah
Ash-hadu alla ilaha illa-llah
Ash-hadu anna Muhammadar-Rasulullah
Ash-hadu anna Muhammadar-Rasulullah
Hayya ‘ala-s-Salah, hayya ‘ala-s-Salah
Hayya ‘ala-l-falah, hayya ‘ala-l-falah
Allahu Akbar, Allahu Akbar
La ilaha illa-llah

Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
I bear witness that there is none worthy of worship but Allah
I bear witness that there is none worthy of worship but Allah
I bear witness that Muhammad is the Messenger of Allah
I bear witness that Muhammad is the Messenger of Allah
Hasten to the Prayer, hasten to the Prayer
Hasten to real success, hasten to real success
Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
There is none worthy of worship but Allah



Adhan for Fajr

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Ash-hadu alla ilaha illa-llah
Ash-hadu alla ilaha illa-llah
Ash-hadu anna Muhammadar-Rasulullah
Ash-hadu anna Muhammadar-Rasulullah
Hayya ‘ala-s-Salah, hayya ‘ala-s-Salah
Hayya ‘ala-l-falah, hayya ‘ala-l-falah
As-Salatu khairun min an-naum, As-Salatu khairun min an-naum
Allahu Akbar, Allahu Akbar
La ilaha illa-llah

Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
I bear witness that there is none worthy of worship but Allah
I bear witness that there is none worthy of worship but Allah
I bear witness that Muhammad is the Messenger of Allah
I bear witness that Muhammad is the Messenger of Allah
Hasten to the Prayer, hasten to the Prayer
Hasten to real success, hasten to real success
Prayer is better than sleep, Prayer is better than sleep
Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
There is none worthy of worship but Allah



Iqamah

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Ash-hadu alla ilaha illa-llah
Ash-hadu alla ilaha illa-llah
Ash-hadu anna Muhammadar-Rasulullah
Ash-hadu anna Muhammadar-Rasulullah
Hayya ‘ala-s-Salah, hayya ‘ala-s-Salah
Hayya ‘ala-l-falah, hayya ‘ala-l-falah
Qad qamati-s-Salah, Qad qamati-s-Salah
Allahu Akbar, Allahu Akbar
La ilaha illa-llah

Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
I bear witness that there is none worthy of worship but Allah
I bear witness that there is none worthy of worship but Allah
I bear witness that Muhammad is the Messenger of Allah
I bear witness that Muhammad is the Messenger of Allah
Hasten to the Prayer, hasten to the Prayer
Hasten to real success, hasten to real success
Prayer is ready, Prayer is ready
Allah is the Greatest, Allah is the Greatest
There is none worthy of worship but Allah



Opening Supplication

Subhaana ala humma wa bihamdika
wa tabaara kasmuka wa ta'aalaa jadduka
wa laa ilaaha ghairuk

Glory to You, O Allah, and Yours is the praise.
And blessed is Your Name, and exalted is Your Majesty.
And there is no deity to be worshipped but You



Tashahhud (Part 1)

Atta-hiyyatu lillahi was-salawatu wat-tayyibatu
As-salamu 'alaika ayyuh-an-Nabiyyu wa rahmat-ullahi wa barakatuhu
As-salamu 'alaina wa 'alaa 'Ibaadillah-is-salihin.
Ash-hadu-al-la-Ilaha illAllahu wa ash-hadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuluh.

All worships - oral, physical and momentary - are for Allah.
Allah's peace be upon you, O Prophet, and His mercy and blessings.
Peace be on us and on all righteous servants of Allah.
I bear witness that there is no god but Allah, and I bear witness that Muhammad is His Servant and Messenger.



Tashahhud (Part 2, or Salat)

Allahumma salli 'ala Muhammadin wa 'ala aali Muhammadin
kama sallaita 'ala Ibrahima innaka Hamid um Majid.
Allahumma barik 'ala Muhammadin wa 'ala aali Muhammadin
kama barakta 'ala Ibrahima wa 'ala aali Ibrahima innaka Hamidum Majid.

O Allah! Have mercy on Muhammad and those related to Muhammad
just as Thou hadst mercy on Abraham and on those related to Abraham. Surely, Thou art Praise worthy, the Great!
O Allah! Send blessings on Muhammad and on those related to Muhammad,
just as Thou sent blessings on Abraham and on those related to Abraham. Surely, Thou art Praiseworthy, the Great!



Additional Du’ah

Allahumma inni zalam-tu nafsi zulm-an-kasir-an wa la yaghfir-uz-zunuba illa Anta:
faghfir-li maghfiratam min 'indika war-hamni innaka Antal Ghafur-ur-Rahim.

O Allah! I have been greatly unjust to myself, and there is none beside Thee who can forgive me my sins.
So favour me with forgiveness from Thee, and have mercy upon me. Thou art indeed most Forgiving and most Merciful.



Qunut Prayer

llahumma inna nasta’inuka wa nastaghfiruka wa nastahdika wa nu’minu bika wa natubu ilayk;
wa natawwakkalu ‘alayka wa nuthni ‘alayka’l-khayra kullahu nashkuruka wa la nakfuruk.
Wa nakhla’u wa natruku man yaf-juruk.
Allahumma iyyaka na‘budu wa laka nusalli wa nasjudu wa ilayka nas’a wa nahfidu;
narju rahmataka wa nakhsa ‘adhabaka inna ‘adhabaka bi’l-kuffari mulhiq

O God! We ask You for help, forgiveness, and guidance.
We believe in You and turn to You in repentance for our sins, and place our trust in You.
We praise You by attributing all good to You, and thank You, and never feel ingratitude to You.
We reject and cut our relations with those who are in constant rebellion against You.
O God, You alone do we worship, and we pray and prostrate for You alone.
We endeavor in Your way to obtain Your good pleasure and approval.
We hope and expect Your Mercy and fear Your chastisement, for Your chastisement is to surround the unbelievers.


Sunday, March 25, 2012

Ustaz kazim - Yang memberi hidayah hanya Allah



Bermohonlah pada Allah semoga sahabat² kita diberikan hidayah.
Sedutan ceramah Ustaz Kazim bertajuk 'Perginya Seorang Kekasih Allah' bertempat di Masjid Al-Ridhuan Hulu Kelang pada 17/2/2012 sempena sambutan Maulidur Rasul.

Perginya Seorang Kekasih Allah

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah saw. masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian dia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah saw. menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut," kata Rasulullah saw..

Fatimah menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri Rasulullah lalu Baginda menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Ku haramkan syurga bagi sesiapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat penghantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" – "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai dirinya sebagaimana Baginda mencintai kita?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Semoga kita hargai segala pengorbanan Rasulullah SAW.

Friday, March 23, 2012

Tanda-Tanda Qiamat - Ustaz Kazim Elias





Hidup di-dunia sangat singkat,
Kisah anak Nabi Adam A.S Habil & Qabil,

Semoga mati yang tidak dalam keadaan busuk hati & tidak buruk sangka,
- sebelum tidur sembahyang witir 3 atau 1 rakaat dan disudahi dengan doa -
"Ya-Allah ampunkanlah dosa ku Ya-Allah, ampunkanlah dosa jiran² & kawan² ku Ya-Allah.. Dan aku maafkan semua kesalahannya terhadapku Ya-Allah."

Daripada Anas Bin Malik R.A bahwasanya Rasulullah S.A.W bersabda diantara tanda² qiamat ialah:
1. di angkat ilmu - habisnya hilang ilmu syarak, tiada siapa tahu & tiada siapa ingat akannya.
2. akan zahir kejahilan.
3. akan tersebar luas zina.
4. arak banyak diminum.
5. perempuan menjadi banyak & sedikit lelaki (hatta sehingalah jadinya 50 perempuan 1 lelaki yg uruskan)

Petua supaya mudah ingat :
- bacalah Al-Fatihah 70x setiap hari , sebotol air, selama seminggu & minumlah air itu kerana Allah.
- adab : wuduk, mengadap kiblat, bacalah Al-Fatihah dengan tertib.

Kelebihan bismillah & alhamdulillah : bacalah sebanyak 1000x dalam seminggu (supaya dipagar rumah dengan nama Allah). Cukup sekadar bismillah atau seperti dibawah.
" bismilla-hirahma-ni-rahim-mil-hamdulillah-hi-robbil-alamin "

~Dr. Syeikh Mohamad Idris bin Abdul Rauf Al-Marbawi, AMP (10 Mei 1896- 13 Oktober 1989)
~Tokoh Ma’al Hijrah Kebangsaan yang pertama.


Link: http://ms.wikipedia.org/wiki/Syeikh_Idris_al-Marbawi

Ustaz Azhar Idrus feat Ustaz Kazim Elias - Hijrah Menuju Ilahi (Full Video)




umat melayu harus bersyukur kerana tidak dilahirkan di palestine, russia kerana kita tidak diuji dengan perang. hendaklah kita (melayu) bangun untuk menegak islam agar ianya kekal dibumi ALLAH..

panjatkanlah doa untuk saudara se-islam kita..

kadar nafkah dalam islam bagi isteri : wajib
1-makan & minum (2 kali sehari - pagi & petang sekadar kenyang) mengikut jenis makanan isteri dengan lauknya.
2-tempat tinggal (sewa, beli atau tumpang) dengan syarat tempat yang disukai isteri.
3-pakaian (2 pasang setahun paling kurang - tudung rambut, telekung sebelah luar, stokin, kain, baju kurung & kasut).

1-ubat, sabun & sebagainya


"Other Malaysians making the lists are young bloggers Fatin Liyana and Haniz Zalikha, politician Anwar Ibrahim, cleric Ustaz Kazim and muslimah designer Hana Tajima, who created a wave of headscarf fashion locally."

Tuesday, March 20, 2012

Khasiat Surah Al-Ikhlas



Ketika Memulakan Kerja
Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar umpama cacing kepanasan.

Sebelum Masuk Ke Rumah
Sebelum anda masuk rumah, bacalah surah Al-Ikhlas (sebanyak 3 kali. Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah. Berilah salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah berilah salam kerana malaikat rumah akan menyahut..

Amalkanlah bersolat kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat itu.


Ketika Sakit
Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud: Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby.

Khatam al-Quran

Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya: Siapakah antara kamu yang dapat khatam Qur’an dalam jangka masa dua-tiga minit? Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur’an dalam begitu cepat.

Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul.

Membaca surah Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya sama dengan membaca 30 jus Al-Quran.

Pahala Membacanya
Berkata Ibnu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang Sahara itu seluas dari timur hingga ke barat.

Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas. Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas

Maher Zain - The Chosen One | ماهر زين - المختار




Maher Zain - The Chosen One lyrics

In a time of darkness and greed
It is your light that we need
You came to teach us how to live
Muhammad Ya Rasul Allah

You were so caring and kind
Your soul was full of light
You are the best of mankind
Muhammad Khaira Khalqillah
Sallu ‘ala Rasulillah, Habib Al Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One

From luxury you turned away
And all night you would pray
Truthful in every word you say
Muhammad Ya Rasul Allah

Your face was brighter than the sun
Your beauty equaled by none
You are Allah’s Chosen One
Muhammad Khaira Khalqillah
Sallu ‘ala Rasulillah, Habib Al Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One

I will try to follow your way
And do my best to live my life
As you taught me
I pray to be close to you
On that day and see you smile
When you see me
Sallu ‘ala Rasulillah, Habibil Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One

Sallu ‘ala Rasulillah, Habibi Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One

Rukun Islam & Rukun Iman


Dari Umar R.A berkata: Saat kami duduk dekat Rasulullah S.A.W di suatu hari maka tiba-tiba nampaklah oleh kami seorang lelaki memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya maka duduklah ia dihadapan Nabi S.A.W lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi S.A.W lalu meletakkan tangannya di atas peha Nabi S.A.W kemudian ia berkata:

Hai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam! Maka jawab Rasulullah S.A.W:

Islam iaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan solat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Haji ke Baitullah (Mekah) jika engkau kuasa menjalaninya.
Berkata orang itu: Benar. Kami hairan, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya.

Maka bertanya lagi orang itu: Beritahukanlah padaku tentang Iman. Jawab Nabi S.A.W:

Engkau beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk.

Berkatalah orang itu: Benar.

Bertanya lagi orang itu: Maka beritahukanlah padaku tentang Ihsan. Jawab Nabi S.A.W:

Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihat engkau.

Tanya orang itu lagi: Beritahukanlah aku tentang hari Kiamat. Jawab Nabi S.A.W:

Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari si penanya.

Tanya orang itu lagi: Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya. Jawab Nabi S.A.W:

Diantaranya jika seorang hamba telah melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah berkemampuan, berlumba-lumba dalam kemegahan bangunan.

Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi S.A.W berkata:

Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi? Jawabku: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Nabi S.A.W berkata: Dia itu Jibril datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian. (H.R. Muslim)

Sumber: http://myibrah.com/rukun-islam-rukun-iman